Halaman

Jumat, 11 Januari 2013

Pendidikan Intuitif







BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar sangat tergantung pada pendekatan serta metode yang digunakan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang guru diantaranya adalah Pendekatan intuitif, yaitu suatu bentuk pemecahan masalah dalam mengajar atau proses belajar mengajar dengan menggunakan bisikan atau gerakan hati untuk mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu yang biasanya berbentuk permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan intuitif merupakan sebuah bentuk lain dari pendekatan induktif. Dalam cara intuitif contoh-contoh yang diberikan biasanya berbentuk permainan, keadaan, atau persoalan sehari-hari yang menarik yang memuat konsep matematika yang akan diajarkan. Selain itu metode yang efektif dan efisien juga sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Metode yang efektif merupakan cara mengajar atau proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Semakin memuaskan hasil proses belajar mengajar semakin efektif metode tersebut. Metode yang efisien merupakan penerapan metode dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga yang kecil, usaha yang minimum, pengeluaran yang sedikit dan waktu yang tidak lama.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan Pendekatan Intuitif?
2.    Apakah yang dimaksud dengan Metode yang Efektif dan Efisien?
3.    Sebutkan Klasifikasi Pertanyaan dalam bidang Afektif?
4.    Apakah yang dimaksud dengan Pertanyaan Memusat?

C.   Batasan Masalah
Sangatlah penting bagi penulis dalam membatasi masalah untuk membuat pembaca mudah memahaminya. Penulis hanya membahas tentang Pendekatan Intuitif, Metode yang efektif dan efisien, Klasifikasi pertanyaan Dalam Bidang Afektif serta Pertanyaan Memusat berdasarkan buku panduan.


1

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pendekatan Intuitif
Selain dari penalaran induktif dan deduktif, ada lagi kegiatan berpikir lain yang dinamakan berpikir intuitif.Intuitif dalam bahasa indonesia berarti intuisi. Intuitif itu berdasarkan dengan intuisi yang berarti bisikan atau gerakan hati untuk mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa berpikir. Maka, Pendekatan intuitif adalah suatu bentuk pemecahan masalah dalam mengajar atau proses belajar mengajar dengan menggunakan bisikan atau gerakan hati untuk mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu yang biasanya berbentuk permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan intuitif merupakan sebuah bentuk lain dari pendekatan induktif. Pengajaran matematika dengan pendekatan intuitif dan induktif hanya berbeda dalam contoh-contohnya.Dalam cara intuitif contoh-contoh yang diberikan biasanya berbentuk permainan, keadaan, atau persoalan sehari-hari yang menarik yang memuat konsep matematika yang akan diajarkan. Intuitif berasal dari kata intuisi (gerak hati), yang artinya memperoleh jawaban berdasarkan keterangan yang sangat terbatas. Intuisi merupakan sumber pengetahuan seperti halnya akal dan pengalaman.. Kekuatan pendekatan ini adalah lebih menarik minat belajar murid karena diperkenalkan melalui contoh-contoh keadaan sehari-hari dalam kehidupannya. Kelemahan pendekatan ini adalah lebih banyak menyita waktu.
Contoh pendekatan intuitif misalnya anak kembar.Pada hari ulang tahun yang ke 9, dua anak kembar Dida dan Dodi menerima hadiah uang dari bibinya. Dida diberi Rp.7.000,- dan Dodi Rp.1.000,-. Tentu saja Dodi merasa tak senang.Dihampirilah bibinya sambil melakukan protes.
“ Bibi sama sayang kepada Dodi dan Dida.tetapi pembagian hadiah diatur menurut kemauan bibi sendiri.pada ulang tahunmu yang ke 9 ini Dida diberi Rp.7.000,- dan Dodi Rp.1.000,- . Pada ulang tahunmu yang ke sepuluh nanti, Dida akan diberi Rp.6.000,- dan Dodi Rp.2.000,-. Demikian seterusnya, tiap tahun hadiah untuk Dida berkurang Rp.1.000,- sedang untuk Dodi bertambah Rp.1.000,- hingga ulang tahunnya yang ke 15. Sesuai dengan rencana bibi itu, berapa yang akan diterima kedua anak kembar itu pada hari ulang tahunnya yang ke11, ke12, ke 13, ke 14 dan ke 15?.

2

Sesuai dengan rencana bibi itu, berapa yang akan diterima kedua anak kembar itu pada hari ulang tahunnya yang ke11, ke12, ke 13, ke 14 dan ke 15?.
Berapa jumlah uang hadiah seluruhnya yang harus diberikan bibi sampai ulang tahun anak kembar yang ke 15?.
Berapa jumlah hadiah yang diterima oleh kedua anak masing-masing sampai ulang tahun yang ke 15?.Tentukan jumlah 7 ribu yang pertama.
Tiap urutan bilangan itu mempunyai bilangan pertama.Jika sebuah bilangan dari urutan itu diketahui, bilangan berikutnya dapat ditentukan dengan menambah sebuah bilangan tetap tertentu.Bilangan tetap itu bisa positif, nol dan negatif. Jumlah urutan bilangan tersebut di sebut dengan deret aritmatika.
Konsep deret aritmatika diperoleh murid secara intuitif melalui penalaran induktif. Sesudah membahas contoh dan melakukan serangkaian kegiatan baru diberikan konsep deret aritmatika.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Bahwa intuisi yang dialami oleh seseorang bersifat khas, sulit atau tak bisa dijelaskan, dan tak bisa dipelajari atau ditiru oleh orang lain. Bahkan seseorang yang pernah memperoleh intuisi sulit atau bahkan tidak bisa mengulang pengalaman serupa.
Kebenaran yang diperoleh dengan pendekatan intuitif disebut sebagai kebenaran intuitif. Kebenaran intuitif sulit untuk dipertanggung jawabkan, sehingga ada-ada pihak-pihak yang meragukan kebenaran macam ini.
Meskipun validitas intuitisi diragukan banyak pihak, ada sementara ahli yang menaruh perhatian pada kemampuan manusia yang satu ini. Bagi Abraham Maslow, intuisi merupakan pengalaman puncak (peak experience), sedangkan bagi Nietzsche, intuisi merupakan inteligensi yang paling tinggi (Sumantri, 2005: 53).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendekatan intuitif, yaitu:
1. Faktor guru
Seorang siswa tidak akan berpikir intuitif bila mereka tidak pernah melihat bagaimana gurunya berpikir intuitif.
2. Penguasaan bahan
Siswa yang menguasai bidang ilmu tertentu akan lebih sering berpikir intuitif dibandingkan dengan siswa yang tidak menguasainya.
3. Struktur pengetahuan
Memahami struktur atau seluk-beluk suatu bidang ilmu memberi kemungkinan yang lebih  besar untuk berpikir intuitif. Dalam aritmatika misalnya, siswa ditekankan agar terampil dalam penggunaan operasi bilangan.

3
4. Struktur pengetahuan
Memahami struktur atau seluk-beluk suatu bidang ilmu memberi kemungkinan yang lebih  besar untuk berpikir intuitif. Dalam aritmatika misalnya, siswa ditekankan agar terampil dalam penggunaan operasi bilangan.
5. Prosedur heuristik
Prosedur heuristik yaitu menemukan jawaban dengan cara yang tidak ketat, misalnya menganjurkan siswa untuk menemukan jawaban atas masalah yang sulit dengan berpikir secara analogi, berdasarkan simetri atau dengan membuat diagram.
6. Menerka
Siswa diberi kebebasan untuk dapat menerka pemecahan suatu masalah, agar mengembangkan kretivitas mereka. Menghukum siswa yang meneerka jawaban akan menghalangi untuk berpikir produktif dan kreatif.
Ciri-ciri siswa yang berpikir intuitif:
a.  Langsung menemukan jawaban tertentu tanpa menggunakan informasi secara sistematis.
b.  Cenderung untuk memecahkan suatu soal dengan jalan coba-coba (trial-and-error)
c.  Mudah melompat-lompat dari cara penyelesaian yang satu ke penyelesaian yang lain.
d.  Memperhatikan keseluruhan masalah.
e.  Mempercayai “hunches” atau petunjuk perasaan.
f.   Mempertahankan jawabannya atas dasar cocoknya jawaban itu dengan hal-hal yang lain, jadi tidak berdasarkan metode yang digunakan.

B.   Metode yang Efektif dan Efisien
1.    Efektif
Strategi yang paling efisien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien.

4
Kalau kemampuan mentransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain, maka strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.
Metode yang efektif merupakan cara mengajar atau proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Semakin memuaskan hasil proses belajar mengajar semakin efektif metode tersebut.
2.    Efisien
Seorang guru biologi akan mengajar insekta (serangga). Tujuan pengajarannya berbunyi : Diberikan lima belas jenis gambar binatang, yang belum diberi nama, siswa dapat menunjukkan delapan jenis binatang yang termasuk jenis serangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan diberi nama, kemudian siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya.
Selanjutnya para siswa diminta mempelajari di rumah untuk dihafal cirinya, sehingga waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan betul. Dengan kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan Strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efisien untuk pencapaian tujuan yang bersifat hafalan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dengan strategi inquiry mungkin oleh suatu konsep, bukan hanya sekedar menghafal. Strategi ini lebih tepat karena guru dapat menunjukkan berbagai jenis binatang, dengan sketsa atau slide kemudian siswa diminta membedakan manakah yang termasuk serangga; ciri-cirinya, bentuk dan susunan tubuhnya, dan sebagainya. Guru menjawab pertanyaan siswa dengan jawaban pelajari lebih jauh. Mereka dapat mencari data tersebut dari buku-buku di perpustakaan atau melihat kembali gambar (sketsa) yang ditunjukkan guru kemudian mencocokkannya. Dengan menunjuk beberapa gambar, guru memberi pertanyaan tentang beberapa spesies tertentu yang akhirnya siswa dapat membedakan mana yang termasuk serangga dan mana yang bukan serangga.Kegiatan ini sampai pada perolehan konsep tentang serangga.
Metode terakhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun inquiry membawa siswa untuk mempelajari konsep atau pnnsip yang berguna untuk mengembangkan kemampuan menyelidiki.



5
C.   Klasifikasi Pertanyaan dalam Bidang Afektif
Ranah sikap (afektif) dikembangkan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964). Dikemukakan ada lima klasifikasi ranah sikap, dan tiap klasifikasi dibagi lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih khusus. Kelima klasifikasi utama tersebut adalah:
1.  Penerimaan
        Ranah ini berkaitan dengan keinginan siswa untuk terbuka (peka) pada rangsangan atau pesan-pesan yang berasal dari lingkungannya.Pada tingkat ini muncul keinginan menerima rangsangan, atau paling tidak siswa menyadari bahwa rangsangan itu ada.
2.  Merespon
        Pada tingkat ini muncul keinginan untuk melakukan tindakan sebagai respon pada perangsang.Tindakan-tindakan ini dapat disertai dengan perasaan puas dan nikmat.
3.  Menghargai
        Individu yang sudah secara konsisten dan berhasil menampilkan suatu nilai, pada suatu saat akan menghadapi situasi di mana lebih dari satu nilai yang bisa ditampilkan. Bila ini terjadi, maka individu akan mulai ingin menata nilai-nilai itu ke dalam suatu sistem nilai, menentukan keterkaitan antar nilai, dan menetapkan nilai mana yang paling dominan.
4.  Mengorganisasi
        Memotivasi siswa untuk menata bagian-bagian yang ada ke dalam suatu sistem, menentukan keterkaitan antar bagian, dan menetapkan bagian mana yang paling dominan.
5.  Bertindak konsisten
        Ini adalah tingkat tertinggi dari ranah sikap. Di mana individu akan berperilaku secara konsisten berdasarkan nilai yang dijunjungnya.
Maka, pertanyaan pada bidang afektif meliputi pertanyaan pada tiap aspek klasifikasi tersebut, yakni:
1.  Pertanyaan Aspek Penerimaan
        Pertanyaan yang berupaya memancing keinginan siswa untuk terbuka (peka) pada rangsangan atau pesan-pesan yang berasal dari lingkungannya.Pada tingkat ini, guru berupaya memunculkan keinginan siswa untuk menerima rangsangan, ataupaling tidak siswa diupayakan menyadari bahwa rangsangan itu ada.
6

2.  Pertanyaan Aspek Merespon
        Pertanyaan yang diajukan harusmemunculkan keinginan siswa untuk melakukan tindakan sebagai respon pada perangsang.
3.  Pertanyaan Aspek Menghargai
        Pertanyaan pada tingkat ini diupayakan dapat memberikan rasa puas dan nikmat ketika melakukan respon pada rangsangan, menyebabkan individu ingin secara konsisten menampilkan tindakan itu dalam situasi yang serupa.
4.  Pertanyaan Aspek Mengorganisasi
        Pertanyaan yangdiajukan hendaknya memotivasi siswauntuk menata bagian-bagian yang ada ke dalam suatu sistem, menentukan keterkaitan antar bagian, dan menetapkan bagian mana yang paling dominan.
5.  Pertanyaan Aspek Bertindak Konsisten
        Pertanyaan yang diajukan harus menguji apakah siswa berperilaku secara konsisten berdasarkan nilai yang dijunjungnya.

D.   Pertanyaan Memusat
Pertanyaan sempit memusat (focusing question) adalah pertanyaan yang  menuntut agar siswa dapat mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara menuntunnya melalui petunjuk tertentu. Pertanyaan jenis ini bermanfaat bila guru menghendaki agar siswa dapat membedakan, mengasosiasikan, menjelaskan, membuktikan suatu kasus/masalah yang diberikan.
Contoh: 
1.   Dengan cara yang bagaimana sehingga konsep jaring-jaring makanan mudah dimengerti oleh siswa?
2.   Bagaimana cara membuktikan teorema Pythagoras?
3.   Bagaimana membuktikan bahwa hasil senyawa basa dengan asam menghasilkan garam & air?
4.   Bagaimana dapat dibuktikan bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan tepung?






7
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa Pendekatan intuitif adalah suatu bentuk pemecahan masalah dalam mengajar atau proses belajar mengajar dengan menggunakan bisikan atau gerakan hati untuk mengerti dan mengetahui sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu yang biasanya berbentuk permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan pendekatan ini adalah lebih menarik minat belajar murid karena diperkenalkan melalui contoh-contoh keadaan sehari-hari dalam kehidupannya. Kelemahan pendekatan ini adalah lebih banyak menyita waktu.  Sedangkan Metode yang efektif merupakan cara mengajar atau proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan, semakin memuaskan hasil proses belajar mengajar semakin efektif metode tersebut dan metode yang efisien merupakan penerapan metode dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga yang kecil, usaha yang minimum, pengeluaran yang sedikit dan waktu yang tidak lama.
B.   Saran
Dari uraian-uraian diatas Penulis dapat menyarankan bahwa dalam rangka mempermudah penguasaan materi oleh para siswa,guru diharapkan dapat menggunakan metode-metode yang efektif dan efisien yang tepat dalam pengajaran matematika, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk menghindari kebosanan siswa dalam mempelajari matematika, guru diharapkan dapat memilih, menguasai dan menggunakan metode, serta pendekatan  yang tepat terhadap suatu materi.









8
DAFTAR PUSTAKA

Krathwohl, D. R. ed. et al. 1964, Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II, Affective Domain. New York: David McKay.
Soemarsono, 2007.“ Strategi Belajar Mengajar”. Surakarta : UNS Press
















9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar